MAKALAH
TEORI DAN FAKTOR CSCW
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Interaksi Manusia Komputer
Jurusan Teknik Informatika UPI
“YPTK”
Oleh
Kelompok 5
Nasrul Nobp 13101152630087
Nisa Handayani Nobp
13101152630088
Nopriadi Nobp 13101152630089
Putri Humairah Nobp 13101152630091
Rahma Riyanti Nobp 13101152630092
Reza Anisa Nobp 13101152630094
Rico Muhammad Nobp 13101152630096
Riswan Effendi Nobp 13101152630097
Dosen
Shary Armonitha Lusinia
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teori dan Faktor CSCW”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan di Universitas Putra
Indonesia”YPTK”.
Dalam Penulisan makalah ini saya
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Padang,
Mei 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam era
globalisasi saat
ini,perkembangan teknologi semakin pesat baik di negaramaju ataupun negara
berkembang. Lembaga
pendidikan mempunyai tanggung jawab mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya
manusia yang mampu menghadapi
semua tantangan perubahan yang ada disekitarnya yang berjalan sangat cepat.
Perkembangan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia.
Perkembangan
perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat ini telah membawa
mahasiswa ke globalisasi informasi. Penguasaan terhadap perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang serba canggih merupakan suatu perkara penting
untuk dikuasai oleh mahasiswa, karena dapat menjadi dasar untuk menguasai ilmu
pengetahuan lainnya di era globalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas :
1. Sedikit pendaluan mengenai teori dan
faktor cscw
2. Komunikasi face to face
3. Percakapan
4. Komunikasi berbasis teks
5. Kerja kelompok
6. Faktor Organisasi
1.2
Tujuan
Maksud kami membuat makalah ini yaitu untuk mempelajari bagaimana orang
bekerja sama sebagai kelompok dan apa yang mempengaruhi teknologi serta
mendukung proses pelaksanaan pekerjaan walaupun secara geografis di pisahkan.
BAB II
ISI
2.1 Pendahuluan
CSCW ( Computer Supported Work) adalah
penggunaan komputer dan software untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama
dalam sebuah group dimana setiap anggota group menyadari kehadiran anggota lain
pada group atau caRa merancang suatu sistem yang digunakan untuk membantu pekerjaan
sebagai suatu group dan bagaimana memahami dampak suatu teknologi pada pola
pekerjaan mereka. CSCW juga merupakan suatu sistem yang mendukung pekerjaan
groupware.
Sistem CSCW dibangun untuk memungkinkan
interaksi antara user melalui komputer sehingga kebutuhan sekian banyak user
tersebut harus terpenuhi dalam satu produk.
Salah satu contoh system CSCW ini adalah
electronic mail (email). Email merupakan sistem CSCW yang bersifat asynchronous
yang tidak mengharuskan user bekerja pada waktu yang bersamaan. Penerima email
tidak harus membuka surat-suratnya pada waktu yang bersamaan dengan terkirimnya
surat. Sebaliknya system CSCW asynchronous membutuhkan partisipasi simultan
dari user-usernya.
2.2 Komunikasi Face To Face
-Bentuk komunikasi yang primitif (dalam hubungannya dengan teknologi)
-
Mekanisme komunikasinya paling canggih
-
Tidak hanya meliputi bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan
bahasa tubuh dan tatapan mata
Beberapa
fenomena yang mempengaruhi penggunaan computer-mediated
communication:
1.
Personal space
- Dalam komunikasi face-to-face, setiap
orang cenderungmempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya.
-Konsep
personal space berbeda untuk setiap negara/budaya.
- Masalah personal space dapat timbul
apabila percakapan dilakukanmelalui video links.
2.
Kontak dan tatapan mata
-Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan
beberapa petunjuk, seperrti perasaan tertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran
sosial, dll.
-
Video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi wajah.
3.
Gerak isyarat dan bahasa tubuh
-Dalam berkomunikasi, kita menggunakan
tangan (gerak isyarat) untukmenunjuk sesuatu.
- Beberapa groupware system mencoba
mengatasi hal tersebut dengan menggunakan group pointer.
- Banyak computer-supported meeting room
menempatkan monitor pada meja sehingga para peserta dapat saling melihat dengan
jelas.
4.
Back channel
- Response dari pendengar berupa gerakan
tubuh disebut back channel.
-Dengan adanya back channel, pembicara merasa bahwa pendengar
cukup memahami pembicaraan.
- Beberapa masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul
dalam komunikasi video, seperti:
*Komunikasi video cenderung banyak menyoroti kepala dan bahu,sehingga
kehilangan beberapa gerak tubuh dan isyarat.
*Layar yang besar cenderung mengurangi
detail sehingga mungkinkehilangan beberapa informasi.
- Audio links (mis. telepon) hanya memiliki verbal back channel.
- Komunikasi berbasis teks biasanya tidak
memiliki back channel.
5.
Turn-taking
-Turn-taking
adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengarditukar.
-
Dalam proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang penting.
- Terjadinya
proses turn-taking, karena:
*Pembicara menawarkan kesempatan kepada
pendengar secara
eksplisit,
mis. mengajukan pertanyaan.
*Pembicara memberikan gap singkat dalam
pembicaraan.
-
Bentuk pemberian gap dari pembicara terutama berhubungan dengan audiochannel.
- Masalah yang cukup serius dalam kaitan
dengan pemberian gap timbul dalam komunikasi jarak jauh (komunikasi berbasis
satelit) karena kelambatan waktu. Akan terjadi gap sekitar 4 detik.
2.3 Percakapan
Tiga
fungsi teori percakapan dalam CSCW:
1.
Dapat digunakan untuk menganalisa catatan (transkrip), misalnya konferensi
elektronik.
Ini
akan membantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengankomunikasi
elektronik.
2. Dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
keputusan desain. Pemahaman percakapan normal antar manusia menghindari
kesalahan besar dalam perancangan media elektronik.
3. Dapat
digunakan untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan teori.
Struktur
percakapan dasar
Struktur
percakapan yang paling dasar adalah turn-taking. Pada tingkat yang lebih
tinggi, struktur percakapan dapat dilihat sebagai urutan giliran, biasanya
pergantian di antara partisipan. Percakapan dalam setiap giliran disebut ucapan
atau ungkapan.
Konteks
Setiap
ucapan dan fragmen dari percakapan sangat tergantung pada konteks yang digunakan untuk
menghilangkan ambiguitas dari ucapan.
Ada 2
tipe konteks dalam percakapan:
1.
konteks internal, tergantung pada ucapan sebelumnya.
2.
konteks eksternal, tergantung pada lingkungan.
Breakdown
Breakdown
dalam komunikasi terjadi apabila terdapat perbedaan fokus dari
pembicara
dan pendengar. Breakdown ini dapat diperbaiki dengan pertanyaan atau ucapan
dari pembicara/pendengar yang dapat menimbulkan fokus dialog yang sama.
Speech
act theory
Merupakan
suatu analisis yang detail dari struktur percakapan, biasanya
digunakan
untuk memberikan petunjuk dalam perancangan Coordinator, yaitu
sistem
email terstruktur yang komersial.
2.4 Komunikasi Berbasis Teks
Dalam
groupware yang asynchronous, bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah
berbasis teks. Komunikasi berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan
daripercakapan, sehingga terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2
media.
Ada 4
tipe komunikasi tekstual dalam groupware:
1. discrete;
pesan langsung seperti dalam email
2. linear;
pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
3. non-linear;
saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
4. spatial;
dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi
Beberapa
masalah yang timbul dalam komunikasi berbasis teks:
1.
Back channel
- Kehilangan
back channel dan nada suara serta bahasa tubuh pembicara.
2. Grounding constraint
Adalah sifat dari channel
dimana para pembicara berkomunikasi, meliputi:
1. cotemporality; ucapan
didengar segera setelah diucapkan
2. simultaneity; partisipan dapat mengirim dan menerima
pada waktu yang bersamaan
3. sequence; ucapan-ucapan
diurutkan
3. Turn taking
Tidak adanya back channel
menimbulkan kesulitan bagi pendengar untuk menginterupsi percakapan
(turn-taking).
4.
Konteks
Hilangnya back channel dan kemungkinan giliran
yang overlapping,
menyebabkan
sulitnya menentukan konteks dari ungkapan tekstual.
5.
Hypertext
Berkurangnya langkah dari percakapan berbasis
teks berarti bahwa
partisipan
dipaksa untuk meningkatkan granulity pesan. Ini dapat diatasi dengan pesan
multiplexing.
2.5 Kerja Kelompok
Perilaku
kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan
hubungan
sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
Dinamika
kelompok
Peran
dan hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis
dalam
suatu kurun waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan. Nama peran seseorang dapat
menimbulkan masalah, misalnya seorang disebut penulis
buku tapi sebenarnya ia hanya memberikan ide dan komentar tapi tidak
menulis satu kata pun. Anggota dan struktur kelompok juga dapat berubah setiap
saat. Dengan keluar atau masuknya anggota dalam kelompok dapat mengubah
perilaku kelompok.
Anggota
kelompok yang baru memiliki masalah khusus dalam beradaptasi
dengan
budaya kelompok. Sistem groupware dapat membantu dengan cara mencatat sejarah
dari kelompok. Perancang groupware harus menyadari bahwa anggota baru dapat
masuk dalam kelompok dan mendesain software sesuai dengan kelompok.Kelompok
dapat dibagi dalam beberapa sub-kelompok yang bekerja secara mandiri dan
kemudian membagikan hasilnya kepada sub-kelompok lainnya.
Layout Fisik
Orientasi
peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok.Semua partisipan harus
bisa saling melihat satu sama lain.
Pada
ruangan pertemuan elektronik:
- Manajer tidak harus duduk di depan karena
layar yang di depan dapat
dikontrol
dari semua terminal
- Manajer lebih baik duduk di belakang
sehingga mereka bisa mengamati
para
peserta tanpa harus melepaskan pandangan dari layar
Kognisi
Terdistribusi
Berpikir
tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga dalam hubungan
eksternal
dengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain. Pandangan
ini
disebut kognisi terdistribusi. Kognisi terdistribusi memiliki pengaruh besar
pada cara melihat kerja kelompok bahkan kerja individual.
Dalam
hal ini perlu adanya mediating representation, yang merupakan alat
komunikasi
antara kelompok dan perwujudan nyata dari pengetahuan
kelompok
serta membentuk pengetahuan kelompok yang baru. Dalam perancangan groupware
yang efektif, desainer perlu memusatkan analisisnya pada situasi kelompok saat
itu dan merancang groupware pada representasi eksternal yang dapat digunakan
oleh seluruh partisipan.
Studi
Eksperimental
Kompleksitas
dari komunikasi manusia-manusia dan kerja kelompok
membuat
studi eksperimental dari kelompok dan groupware menjadi lebih
sulit
dibandingkan dengan eksperimen single-user. Misalkan kita akan mengevaluasi
aplikasi yang digunakan bersama-sama dengan koneksi video antar partisipan.
Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul adalah:
·
Membutuhkan subyek yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama
dibandingkan
eksperimen terhadap sistem single-user.
·
Sulit memilih tugas yang tepat, karena tipe tugasnya yang akan dites
sangat
bervariasi.
·
Pengumpulan datanya membutuhkan perlengkapan video dan log yang
banyak,
yang mungkin tersebar di beberapa tempat.
·
Pada tahap analisis, perbedaan statistikal sangat ekstrim.
Studi
Lapangan
Banyak
pendapat yang mengatakan bahwa kerja kelompok hanya dapat
dipelajari
dalam situasi kerja yang sebenarnya. Sesuai dengan ide kognisi terdistribusi,
tindakan nyata adalah tindakan berdasarkan situasi, tergantung pada interaksi
dengan benda dan manusia pada tempat kerja.
Pendekatan
yang paling sesuai dengan CSCW adalah ethnography, yaitu
didasarkan
pada pencatatan yang detail tentang interaksi antara manusia dan
interaksi
antara manusia dengan lingkungannya.
2.6 Faktor Organisasi
Faktor
organisasi cukup berpengaruh terhadap dukungan dan relevansi dari
sistem
groupware pada khususnya, dan teknologi informasi pada umumnya.
Beberapa
faktor organisasi yang berpengaruh adalah:
1.
Siapa yang mendapatkan keuntungan?
·
Sering terjadi ketidakseimbangan antara mereka yang mendapatkan
keuntungan
dengan mereka yang melaksanakan pekerjaan.
·
Dalam sistem groupware, seharusnya ada tingkat simetri, yaitu apabila
seseorang
harus bekerja untuk sistem, ia harus memperoleh keuntungan
dari
sistem tersebut.
2.
Masalah free-rider
·
Sumbangan dari setiap partisipan tidak sama, ada yang hanya
memberikan
sumbangan yang sedikit (free-rider), dan mereka mengambil
keuntungan
dari kerja anggota kelompok yang lain.
3.
Critical mass
·
Dalam kaitan dengan biaya/keuntungan, semakin sedikit pemakai
semakin
kecil keuntungan dibanding biaya.
·
Setiap sistem groupware yang baru harus dirancang agar memiliki
keuntungan
yang lebih besar daripada biaya meskipun pemakainya
sedikit.
4.
Kerja sama atau konflik?
·
Orang-orang dalam organisasi atau kelompok sering memiliki tujuan yang
konflik
dan pertemuan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan
konflik
tersebut.
· Yang
perlu diperhatikan sebelum menginstal sistem komputer adalah
mengidentifikasikan
stakeholder yang akan terpengaruh oleh sistemtersebut.
5.
Mengubah struktur kekuasaan
· Garis kekuasaan dan informasi dalam
suatu organisasi cenderungmengalir ke atas dan ke bawah melalui manajemen
garis.
·
Media komunikasi yang baru mungkin mengacaukan struktur manajerial
yang formal, mis. sistem email
·
Teknologi sebisa mungkin sesuai dengan struktur organisasi dan sosial
yang
ada.
6.
Pekerja yang tidak kelihatan
·
Kemajuan dalam telekomunikasi memungkinkan adanya tele-working dari
rumah
sehingga membuat pekerja jarang terlihat oleh manajemen.
7.
Mengevaluasi keuntungan
·
Keuntungan dari groupware, terutama email atau electronic conferencing,
berhubungan
dengan kepuasan kerja atau aliran informasi.
·
Video-wall diharapkan membantu kontak sosial di dalam organisasi.
·
Meskipun sistem groupware dinilai bermanfaat, tapi sulit untuk mengukur
keuntungannya
karena menyebar di seluruh organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CSCW (Computer Supported Cooperative Work)
dan teknologi groupware mengizinkan individu-individu untuk berinteraksi satu
sama lain yang terletak pada tempat yang sama maupun berbeda dengan menggunakan
komputer (jaringan) melalui media suara, data dan gambar (video) yang dilakukan
secara sinkron maupun asinkron. Cara ini dapat diimplementasikan untuk
mendukung Cooperative learning dan working dalam bentuk komunikasi, sharing
informasi dan diskusi antar pengajar/dosen dan pelajar/mahasiswa. Sehingga, dengan dengan menggunakan metode ini
memungkinkan kita untuk merancang sebuah sistem secara bersama-sama.
3.2 Saran
Karya
ilmiah ini memuat banyak informasi mengenai Teori dan Faktor CSCW. karya ilmiah
ini disarankan agar pembaca tahu apa itu CSCW, apa tujuannya, dimana dan kapan
digunakan teori dan faktor CSCW tersebut. Karya ilmiah ini memiliki nilai
tersendiri bagi yang membaca, seperti nilai historis. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/webhp?hl=id#hl=id&q=makalah+IMK-teori+dan+faktor+CSCW.Akses 9.28 AM 2015.
http://irawanversie.blogspot.com/2013/01/interaksi-manusia-dan-komputer.html.Akses 9.28 AM 2015.
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))